Minggu, 23 Maret 2014

filosofi bambu



Filosofi bambu
Semua orang tak ada yang tidak mengenal pohon bambu. Kita bisa dengan mudah  menemukannya baik diperkotaan seperti ditaman-taman rumah, taman-taman kota apalagi  dipedesaan. Tetapi tidak semua orang mengetahui filosopi pohon bambu untuk kehidupan manusia. Diantara kebaikan pohon bambu untuk dijadikan pelajaran untuk kehidupan manusia adalah :
1.      Akar sebagai pondasi
Bambu, yang perubahan “wujudnya” terbilang lambat, sebetulnya memiliki kekuatan pada akar satu hingga tiga tahun. Pertumbuhan pohon ini dirasa lambat namun sebenarnya selama kurun waktu tersebut akar bambu sedang tumbuh dengan pesat sehingga memiliki kekuatan yang luar biasa. Pertumbuhan bambu baru terlihat secara signifikan setelah empat tahun dengan akar-akarnya yang juga tumbuh subur. Pada tahun kelima setelah pertumbuhan akarnya selesai, barulah batang bambu akan muncul. Proses kehidupan pohon bambu mengandung arti filosofis buat manusia yakni betapa fondasi yang kuat sangat diperlukan.
2.      Karakter pohon bambu
Dari klasifikasinya, bambu tergolong dalam tanaman rumput tapi bambu adalah rumput spektakuler. Tingginya terentang dari 30 cm sampai 30 meter. Ia sebuah tanaman rumput yang unik. Nah, inilah pelajarannya. Meskipun berlatar tanaman rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya. Kegunaan dan caranya bambu mengekspresikan dirinya menjadikan bambu sebagai rumput yang berbeda. Dalam kehidupan pun, latar belakang kita sebenarnya bukanlah penentu. Tetapi, bagaimana kita berupaya mengekpresikan potensi diri, tidak peduli latar belakang yang ada. Itulah yang akhirnya, membuat kita menjadi pribadi yang luar biasa.
3.      Fleksibilitas
Selain karena akar yang kuat, batangnya juga mampu bergoyang bersama angin. Alhasil, dalam cuaca buruk dan angin kencang, pohon bambu bisa bergoyang dan mengeluarkan desis suara mengikuti irama angin. Sementara pohon-pohon lain yang memiliki batang lebih besar, justru tidak kuat menghadapi ganasnya angin. Inilah yang disebut fleksibilitas.
Fleksibilitas atau kelenturan bambu mengajari manusia bagaimana mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim sekaligus. Saat arus masalah datang, kita perlu bersikap lentur tidak menentang atau hanyut atau bahkan lari darinya. Dalam kehidupan kita pun fleksibilitas sangat diperlukan untuk kerukunan dan kebersamaan kita dalam bermasyarakat.
4.      Tanaman yang rendah hati
“Bambu adalah tanaman yang memang serba guna. Semasa kecilnya, saat masih mudah tegak. Tapi, saat tua akan menunduk. Ini lambang sebuah filosofi Hindu yang selalu menjaga sopan santun,” kata Ida Bagus Ketut Arinasa, ahli etnobotani dari Kebun Raya Bogor di sela-sela Association for Tropical Biology and Conservation 2010 di Bali, Selasa (20/7/2010).
5.      Semakin lama semakin kuat
 filosofi lain dari bambu adalah sifatnya yang semakin lama semakin kuat, baik batang maupun akarnya, yang membentuk kesatuan rumpun. Bambu juga tidak membutuhkan pemeliharaan yang sangat intensif sehingga bisa tumbuh di mana saja.
6.      Kemamfaatan pohon bambu
Tidak disangsikan lagi bahwa bambu adalah pohon yang serba guna, dimulai dari akar, batang, dahan dan daunnya pun bisa dimamfaatkan oleh manusia. Semisal akarnya, dikarenakan memiliki sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang kuat, memungkinkan tanaman bambu dapat menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman konservasi. Kemudian batangnya, untuk batang bambu muda bisa dijadikan masakan khas dengan cita rasa tinggi. Bahkan di beberapa daerah menjadi makanan mahal. Selain itu batang bambu juga bisa digunakan sebagai bahan bangunan dan biasa juga dijadikan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan. Lalu daunnya, diberbagai buku-buku herbal, daun bambu bisa dijadikan obat untuk pengobatan. Dipercaya juga bahwa daun bambu mampu mengobati batuk, haus, dahak, radang tenggorokan, dan menghilangkan rasa panas.
7.      Kebersamaan
Umumnya pohon bambu selalu bersama atau rumpun, jarang sekali kita melihat pohon bambu berdiri sendiri seperti pohon kelapa kecuali kalau ditebang. Kebersamaan inilah yang membuat pohon bambu memiliki akar yang sangat kuat dan kelenturan yang luar biasa. Ini menunjukan bahwa kebersamaan membuat kita menjadi kuat seperti semboyan kita “ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”
8.      Pohon bambu seperti keluarga
Dipercaya atau tidak, kerumpunan dari pohon bambu adalah satu kesatuan atau keluarga. Para pengrajin bambu menyakini bahwa ketika tunas bambu muncul maka induknya memberi makan atau “ menyusui” tunas bambu tersebut, ketika induknya ditebang maka tunas bambu tersebut tidak akan tumbuh lagi alias mati. Khususnya pengrajin angklung memiliki waktu yang tepat untuk menebang pohon bambu supaya kehidupan pohon bambu yang lain khususnya tunas bambu terus berkesinambungan dan juga supaya jauh dari serangan rayap.
9.      Kuat diterpa rintangan
Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, dia akan merunduk. Setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali. Seperti perjalanan hidup seorang manusia, pastilah tidak lepas dari cobaan dan rintangan. Jadilah seperti pohon bambu. Yakinlah bahwa cobaan dan rintangan itu akan berlalu. Setelah itu segeralah bangkit dan berdiri tegak, seperti pohon bambu yang kembali tegak setelah angin berlalu. Konon, setelah Hiroshima & Nagasaki dibom, bambu adalah pohon yang pertama kali tumbuh. Ini menunjukkan tentang betapa pentingnya untuk selalu bangkit dari keterpurukan dan kehancuran. Bambu membuktikan hal itu.
10.  Rela( ikhlas), nerima (bersyukur) dan sabar
Filosofi bambu dijadikan sebuah simbol untuk mengajarkan nilai-nilai moral yang baik. Dalam falsafah Jawa, filosofi bambu disesuaikan dengan unsur sentral kebudayaan Jawa yaitu rela (ikhlas), nerima (bersyukur), dan sabar. Rela atau ikhlas berarti kesediaan menyerahkan segala milik, kemampuan, dan hasil karya kepada Tuhan. Nrima berarti merasa puas dengan nasib dan kewajiban yang telah ada, tidak memberontak tetapi mengucapkan terima kasih. Sabar menunjukkan ketiadaan hasrat, ketiadaan ketaksabaran, ketiadaan nafsu yang bergolak (Suwardi Endraswara. 2003. Falsafah Hidup Jawa. Cakrawala. hal 43-44).

11.  Bambu juga dapat disimbolkan sebagai sebuah siklus hidup manusia
Setelah tunas tumbuh lalu keluarlah rebung, ini mengajarkan bagaimana kita perlu proses untuk menjadi lebih baik, dengan kesabaran, ketekunan, kegigihan dalam berusaha itu lah yang akan menjadi pintu kesuksesan seseorang, yah walaupun mungkin standar kesuksesan berbeda setiap orang, tapi itu bisa mengajarkan kita bagaimana cara berproses, hidup bukan sesuatu yang instan tapi dia berproses, tinggal bagaimana kita bisa menjadikan proses ini menjadi lebih berguna bagi kita semua.
12.  Kemampuan bambu untuk tumbuh
Kemampuan bambu untuk tumbuh ditempat yang sulit menyebabkan bambu tersebar dalam area yang sangat luas dari kawasan yang terbentang diantara 50 derajat lintang utara dan 47 derajad lintang selatan. Penyebaran yang luas memungkinkan banyak sekali penggunaan bambu untuk tujuan yang berbeda, sumpit di kawasan Asia Timur seperti jepang dan korea, bahan anyaman untuk wadah, perangkap ikan, sampai alat musik dan obor penerangan, ini mengajarkan kita bahwa dimanapun kita berada, dimana bumi dipijak, senantiasa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan sekitar kita, sesulit apapun keadaan, tak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tak ada alasan untuk berlama-lama terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.






1 komentar: